Posted by: gin | September 8, 2009

Konfigurasi Static DNS pada Debian Linux

Untuk membuat suatu DNS server maka diperlukan suatu program. Salah satu program yang free dan open source adalah BIND (Berkeley Internet Name Domain). BIND dapat dijalankan pada platform Linux. Dalam percobaan dengan Debian kali ini versi yang digunakan adalah BIND9.

Cara instalasi BIND pada distro Debian Linux berbeda dengan cara instalasi pada Redhat atau Fedora. Untuk instalasi BIND pada Debian dapat dilakukan dengan cara mengetikkan perintah sebagai berikut:

# apt-get install bind9

Instalasi BIND9

Instalasi BIND9

Dengan command tersebut bind versi 9 akan terinstal, termasuk semua file yang nantinya akan dikonfigurasi.

Read More…

Posted by: gin | September 7, 2009

Rembulan Malam Nuzulul Qur’an..

Kususuri jalanan sepi lereng gunung Arjuno ketika malam mulai meyibakkan sayapnya, ketika perut terasa penuh oleh makanan yang serba lezat saat berbuka puasa tadi malam..
Tak peduli dinginnya udara malam itu, aq dan ade’ tetap berangkat ke Surabaya, demi menuntut ilmu untuk menggapai secercah harapan yang masih menggantung jauh di atas sana..
15 kilometer sudah kukendarai sepeda motor bututq, saat kusampai pada keramaian kota dengan hilir mudiknya kendaraan-kendaraan besar di jalan raya propinsi Surabaya-Malang..
Read More…

Ahaaa…..

Kegiatan yang melelahkan akhirnya selesai juga.. Yupz, setelah sibuk berurusan dengan manajemen sekolah dan dihajar oleh UAS sampai hari jum’at kemaren, finally perasaan lega mulai menghinggapi, udara segar di desa terasa menyejukkan hati nurani… (cie….cie….. kok jadi puitis y…).

Jadi begini, pas tanggal 9-10 Januari 2009 “Ikatan Alumni SMK Negeri 1 Purwosari di EEPIS-ITS” (panjang bgt namax…) ngadain acara darma bakti. Bentuk acaranya macem-macem, hari pertama diisi dengan seminar dengan topik “Antara Kuliah dan Kerja”. Seminar yang menghadirkan narasumber para alumni (yg dah kerja dan yg msh kuliah) tersebut mendapat sambutan yang hangat (dan mesra, hehehe…) dari para siswa tingkat 3 seluruh jurusan yang notabene bentar lagi dah mw lulus.. Maklum aja karena topik yang diangkat memang menarik dan lagipula yang jadi narasumber juga para alumni sendiri, makanya dalam acara tersebut terasa sekali suasana kekeluargaan antara peserta seminar dengan narasumber dan fasilitator dalam hal ini guru BK. Kami ucapkan terimakasih kepada Bu Elly dan Bu Indira yang telah memfasilitasi acara tersebut.

Oia mumpung ingat, kami sampaikan terimakasih kepada Pak Sentot selaku Waka HKI sebagai pendukung utama acara darma bakti ini, yang telah meluangkan waktunya demi kesuksesan acara. Serta kepada semua guru terkait : Pak Udin, Pak Rudi, Pak Djarot, Bu, Djawas, Pak Win, Pak Gabriel, Mas Andi, Mas Lutfi, Danis, dan yang lain juga terima kasih.. Eh satu lagi, Bu Wid (pertanian) yang dah mau nraktir minum di kantin, hehehe….. maturnuwun bu….ditunggu traktiran selanjutnya 😀

Back to topic…

Setelah melewati hari pertama yang gag begitu melelahkan, tibalah saatnya kita menginjak ke hari kedua yang penuh warna (warna wajah tmn2 yg abang-ireng karena capek, hehe….). Di hari kedua tersebut dijadwalkan sosialisasi kampus ITS seperti yang tiap tahun dilakukan. Jurusan yang dipromosikan adalah jurusan-jurusan yang ada di EEPIS-ITS serta Despro-ITS. Sasaran sebenarnya siswa tingkat 3 jurusan IT dan Mesin namun ketika dalam ruangan ternyata hanya satu ekor saja siswa dari mesin. Setelah ditanyakan, ternyata yang lain pada nongkrong di kantin n ada juga yang konkow-konkow di gazebo… waduh…waduh…. biarin dech kalo gt, gag kebagian info ya wiz, ya gag?? hehe…. Acara tetap dilanjutkan dengan respons yang sangat baik dari peserta jurusan IT, antusias bgt pesertanya, acara jd idup n rame… Acara tersebut diakhiri dengan tanya jawab dan pemberian email kami, sapa tau da yg mw tny2 gt… mw tny kampus boleh, tanya nomor hape jg boleh, wkwkwkwkwk……

Setelah sosialisasi, dilanjutkan dengan acara utama yaitu workshop/pelatihan yang dikhususkan bagi siswa jurusan IT tingkat 1 dan 2. Workshop dengan materi Joomla!, basic PHP & MySQL tersebut berhasil menyedot peserta jauh lebih banyak dari kuota yan disediakan. Ternyata animo siswa sangat besar. dari 60 kuota yang tersedia, pendaftar sebenarnya mencapai hampir 400 orang yang mencakup 10 kelas dari tingkat 1 dan 2. Kami kaget banget mendapat laporan dari perwakilan siswa. Terima kasih kami sampaikan kepada Wahyu Teja yang telah membantu mengkoordinasi teman-teman siswa demi kelancaran workshop. Akhirnya acara tetap berjalan dengan peserta 60 orang.

Peserta sampe ngemper pas technical meeting, kursi dah abiz terpakai...

Peserta sampe ngemper pas technical meeting, kursi dah abiz terpakai...

Peserta sangat antusias memperhatikan apa yg disampein pemateri. (gambar sengaja di-blur agar anda tidak kaget melihat ketampanan pemateri ;p)

Peserta sangat antusias memperhatikan apa yg disampein pemateri. (gambar sengaja di-blur agar anda tidak kaget melihat ketampanan pemateri ;p).

Kami mohon maaf kepada para peserta karena persiapan yang kurang matang untuk menyiapkan fasilitas sehingga menyebabkan acara ditunda sampai pukul 12.30. Sebenarnya rencana awal acara dilangsungkan di Lab. 1 dan 2 yang letaknya bersebelahan. Namun karena Lab. 1 baru saja digunakan untuk Uji Kompetensi sehingga komputernya belum siap maka akhirnya acara dilangsungkan di Lab. 2 dan 6 yg agak berjauhan, gpp c…

Workshop dibagi menjadi 2 sesi. Pada sesi pertama materi yang diberikan adalah basic PHP & MySQL. Bertindak sebagai pemateri Yaya’ dan Bowo terlihat begitu semangat. Sayangnya karena keterbatasan waktu, pemateri menjelaskan agak cepat sehingga banyak peserta yang ketinggalan terutama yang masih duduk di tingkat 1. Namun kelihatan sekali antusiasme dari peserta.

PHP teaching by Yaya'

PHP teaching by Yaya'.

PHP Teaching by Bowo

PHP teaching by Bowo.

Setelah selesai peserta diberi waktu 5 menit untuk istirahat menikmati snack yang disediakan panitia. Setelah itu segera dilanjutkan sesi kedua karena waktu yang tersisa hanya tinggal sekitar satu setengah jam lagi. Untuk materi Joomla! yang bertindak sebagai tutor adalah Mahsun dan hmm…saya sendiri cowo’ yg paling cakep sedunia (NARSIZ MODE:ON) wkwkwkwkwk…… Sekali lagi karena keterbatasan waktu, maka kami harus menerangkan materi dengan cepat. Namun akhirnya acara dapat terselesaikan tepat waktu. Untuk menyalurkan rasa penasaran peserta kami telah memberikan alamat email.

Administering Joomla! by Redo D.B.F

Administering Joomla! by Redo D.B.F

Paz keluar dari Lab., busyet ternyata dah sore bgt… badan capek semua, akhirnya langsung pulang semua, bubar dewe-dewe…… rencananya mw ada ketemuan lagi buat evaluasi tapi masih belum tau kapan..

Sebagai ketua panitia aq ucapin
Terima kasih dan mohon maaph buat teman-teman “Ikatan Alumni SMK Negeri 1 Purwosari di EEPIS-ITS” :

* Dwi Darmi (yg sampe keilangan pulsa bwt tlp Pak Sentot n ikut bikin kue kukus)
* Diptya (yg sampe lembur nyelesein proposal n ikut bikin kue kukus)
* Bowo (yg sampe burning 30 CD)
* Yaya’ (yg sampe nelantarin TA)
* Mahsun (yg sampe kecelakaan)
* Arif (yg sampe sakit gr2 kehujanan kyknya)
* Zaki (yg sampe ninggalin “urusan”nya)

Terima kasih dan mohon maaph buat teman Despro dan “calon mahasiswa Despro” :

* Nasrul (yg sampe sakit kecapekan)
* Udin (yg sampe bangun pagi bwt ngeprint pamflet)

Tim workshop dan pemilik kamera, hehe... (mahsun & arif ilang)

Tim workshop dan pemilik kamera, hehe... (mahsun, arif, nasrul & udin ilang).

Posted by: gin | November 14, 2008

first meeting nihongo kooza

waduh…. telat di pertemuan pertama, bikin susaaaaahhhhh…..

datang2 longak-longok kiri-kanan, sepiiiii… gag tau kelazna dimana..

mw tanya temen, no. hapenya da di laptop, wadouw…. buka laptop dulu akhirna.. setelah dapet dan akhirna masuk kelas, penderitaan belum berakhir… kali ini masalahnya: BELUM BELAJAR!!!! buka buku isinya cangcingcong semua, ga ada huruf latin blaz!!! aarrrrgghhhh……. so suck… minggu depan harus lebih baek.

GANBATTE Redo !!!!

Posted by: gin | November 14, 2008

InLAC 14Nop

Cangkrukan malam ini aq ditinggal tidur smwa orang…

padahal kan….gag enak klo sendirian… plurk lagi sepi, bandwidth menurun (tp msh ttp banter :-D)..

wez biarin wez para pemakan bandwidth pada pulas, biarlah daku sendirian menikmati malam ini, meresapi dinginnya angin malam kota Sidoarjo..

Posted by: gin | November 14, 2008

Konversi database XML ke MySQL

by: masgandhul

Selama beberapa minggu yang lalu, saya disibukkan dengan tugas yang lumayan berat, soalnya ini termasuk baru di lingkungan lab (meski belum dapat akses lab). Karena hal ini berhubungan dengan masalah database, saya sempatkan untuk bertanya kepada senior – senior yang ada di lab, ternyata mereka relatif memberikan jawaban yang sama, sama – sama tidak tahu dan kata mereka baru kali ini ada tugas seperti itu.

Tugas yang saya maksudkan tersebut adalah melakukan konversi database DBLP (Digital Bibliography and Library Project) yang berformat XML kedalam format MySQL. Format XML yang digunakan termasuk format XML yang bertipe DTD. Mengapa harus susah – susah melakukan konversi? Padahal XML sendiri sudah dapat ditampilkan kedalam web browser sebagai sebuah database tersendiri. Hal ini dikarenakan nantinya database ini akan digunakan sebagai ujicoba dalam melakukan Clustering Database (Semoga bisa saya bahas lebih lanjut) dengan menggunakan Engine NDBCLUSTER. Masalah yang saya hadapi tidak berhenti sampai disini, antara lain :

  • Format XML termasuk tipe DTD yang kemudian harus dikonversi kedalam format MySQL

  • Ukuran File XML yang lumayan besar ( >475Mega )

  • Jumlah data yang ada di dalam database XML berjumlah >11 juta database

  • Setiap record memiliki entry sebanyak ± 9 buah

  • Waktu yang digunakan untuk melakukan konversi selama 1 minggu

Pertama kali saya berpikir akan menjalankan di komputer saya sendiri dengan spesifikasi AMD X2 64bit 2.5GHz. Memori 1G, HDD SATA 160GB, Swap>2.2GB, Virtual Memory 1.5GB, Mobo ABIT ANxxx, VGA Onboard NVIDIA 7xxx. Kemudian rencana yang lain adalah dengan menggunakan laptop teman saya dan komputer yang ada di lab.

Kemudian saya mulai melakukan pencarian software yang bisa digunakan untuk melakukan konversi. Ada beberapa tahapan yang saya lakukan, yaitu :

  • Untuk tahap pertama (Menggunakan software Windows-based), saya menemukan beberapa rujukan, tetapi kebanyakan software konverter yang adapun jarang ada yang langsung melakukan konversi dari XML ke MySQL. Software yang berhasil melakukannya (dan saya sangat tertolong dengan yang satu ini), adalah Advanced XML Converter. Hebatnya, dia berhasil melakukan parsing record di database XML hanya membutuhkan waktu ± 20 menit. File hasil konversi pun sangat rapi dan bersih, sehingga bisa langsung ditambahkan kedalam database yang ada, termasuk dalam memasukkan engine NDBCLUSTER. Jika dibandingkan dengan menggunakan software konversi lainnya, dalam penilaian saya, Advanced XML Converter ini mendapatkan skor 9,5. (Untuk versi trial hanya mampu menyimpan 50 record dan ada comment di dalam file SQLnya).

  • Untuk tahap kedua, saya menggunakan Software berlisensi GPL yang ada di Linux. Beberapa software yang telah saya coba antara lain, yaitu :

    • xmlto : Pertama kali menggunakan software ini, terlihat begitu menjanjikan hasilnya. Karena dia memberikan banyak dukungan kepada berbagai tipe data XML. Tampilannya yang text based (Konsole) dan parameter atau opsi yang diberikan juga cukup banyak dan mudah dimengerti. Begitu dijalankan, kalau tidak salah dengan perintah : xmlto [opsi] namadatabase.xml namadatabase.sql, dia akan langsung memproses data (Non verbose). Waktu itu saya coba menjalankannya di laptop teman saya (Acer, Intel Celeron 2.xx GHz, HDD SATA 80GB, Memori 512, Swap >1G). Awalnya, ketika baru mulai, belum terasa beratnya, selang beberapa detik kemudian, ketika mulai melakukan pembacaan dan konversi secara langsung, laptop teman saya langsung memasuki mode Hang (Mouse tidak merespon, tetapi akses ke HDD dan Memori serta Swap terlihat penuh), hal ini berlangsung selama lebih dari 4 jam dan masih terus berjalan. Akhirnya oleh pemiliknya dimatikan paksa, karena dia harus menggunakan laptop tersebut dan dia tidak tega dengan kondisi laptopnya yang ngos – ngosan (Thanks to My Friend, Triyanto yang sudah merelakan laptopnya jadikan tempat konversi database).

    • Setelah kejadian tersebut, saya segera mencari alternatif software lainnya, tentunya masih berlisensi GPL. Software yang menjadi rujukan selanjutnya adalah xml2sql. Software ini hanya berukuran 5Kb dan hanya berupa script perl (tetapi masih harus melakukan make install terlebih dahulu), sehingga dapat dengan mudah dijalankan dari Konsole (No GUI). Keunggulan xml2sql ini, dia mampu melakukan konversi database dari XML ke MySQL dan MsSQL. Sayangnya, software ini memiliki kelemahan yang cukup parah, dia tidak dapat melakukan verifikasi database XML yang dibacanya, sehingga dia hanya dapat melakukan konversi database XML biasa. Hal ini terbukti ketika saya mencoba untuk melakukan konversi dari XML ke MySQL, setelah melakukan trial and error pada menu option dari script, pertama tidak terjadi apa – apa, hanya HDD terlihat sedang bekerja selama ± 10 menit. Percobaan kedua, database terlihat seperti dapat dibaca, setelah saya tunggu sedikit lebih lama dari yang sebelumnya, ternyata hanya header dari script ini saja yang keluar, hasilnya entah kemana, entah berhasil apa tidak, saya ambil kesimpulan script ini gagal melakukan konversi dan saya tidak mendapatkan hasil apa – apa. Karena sudah kesal, saya langsung meninggalkan software ini, karena sudah 8 tahun tidak ada yang mengembangkannya (pertama kali release pada bulan Januari 2000).

    • Pilihan ketiga jatuh pada software xmllin (seingat saya seperti itu). Ternyata software ini sudah tertanam di dalam LINUX MINT 5.0. Karena telah terpasang secara default, maka saya segera melihat manualnya, ternyata banyak juga pilihan yang bisa digunakan, terutama hasilnya bisa langsung kedalam format plaint text. Wah makin semangat saja rasanya (saat pertama kali start konversi, jam menunjukkan sekitar pukul 20.00). awalnya saya masih bingung (karena selain text based di konsole, juga harus trial and error untuk mendapatkan opsi yang tepat dalam melakukan konversi) karena tidak terjadi apa – apa. Setelah mendapatkan konfigurasi yang tepat (saya lupa perintahnya seperti apa), kalau tidak salah, perintah secara umumnya : xmllin [opsi] namadatabase.xml namaoutput.txt (saya menggunakan format plain text). Pertama kali yang dilakukan database ini, dia melakukan pembacaan database dan memverifikasi satu persatu kemudian dia membaca kembali database tersebut secara lengkap dan benar pada Konsole. Untuk tahap awal, membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Kemudian dia melakukan tahap selanjutnya (pembacaan ulang database) selama sekitar 1,5 jam. Pada saat selesai melakukan pembacaan database secara lengkap dan benar tersebut (hal ini dapat dilihat di Konsole), dia mulai melakukan konversi record pada databse secara satu persatu (dari records database sebanyak >11 juta records). Masalah mulai muncul, komputer saya awalnya berlari cukup kencang, tiba – tiba langsung ngos – ngosan. Segera saya lihat melalui top, resource yang ada pada komputer saya sudah habis terpakai semuanya, hanya sisa memori 4Mega dan Swap 3Mega. Karena sudah berjalan, saya biarkan saja, karena saya yakin database tersebut bisa dikonversi, karena thap – tahap sebelumnya sudah benar. Saya tunggu sampai 3 jam masih belum selesai, dan saya sudah mulai mengantuk, segera saya biarkan komputer menyala dan masih memproses data. Sampai keesokan hari, pada pagi hari, sekitar jam 8 lebih, komputer masih terus memproses data (karena resource masih dalam keadaan sama seperti sebelumnya). Karena sudah sangat menjengkelkan dan terhitung waktu yang telah terbuang sangat banyak, segera saja tanpa ba bi bu, saya batalkan proses yang sedang berjalan. Dalam sekejap, komputer saya yang sebelumnya ngos – ngosan langsung kembali berlari dengan kencang. Segera saya putar otak, terbesit ide dari teman saya, bahwa Microsoft Access dapat membaca file XML tersebut. Segeralah saya menuju ke alternatif yang satu ini.

  • Segera, dalam pilihan yang ketiga ini, saya mencoba menggunakan Microsoft Access (untung saja lisensinya dapat gratis dari ITS, maklum ada MCA Agreement). Pada awalnya, saya menggunakan versi yang 2007, karena dilihat dari berita di internet, sudah mendukung XML secara penuh. Kemudian saya buka Access dan mengimport database tersebut. Dalam waktu sekitar 15 menit, database telah berhasil di import kedalam access, tapi ada error yang terjadi. Beberapa record di database, panjang data melebihi jatah yang disediakan dari seharusnya (dari 255 menjadi 285). Sehingga, data tersebut harus di potong (truncated) dari panjang data seharusnya. Kemudian, setelah semuanya berhasil, saya langsung simpan kedalam database berformat *.mdbx (yang versi 2007). untuk menjaga kompatibilitas, akhirnya saya melakukan penyimpanan lagi kedalam format *.mdb (versi 2003 dan kebawah), karena tidak semua pengguna menggunakan versi 2007 karena berbagai alasan.

    Setelah itu, database yang telah tersimpan kedalam format *.mdb tersebut, saya konversi kedalam format *.sql dengan menggunakan software konversi (bisa digunakan yang bayar atau yang gratisan). Setelah saya selesai melakukan konversi tersebut, yang berlangsung sekitar selama 20 menit, saya berhasil mendapatkan format database sql dengan ukuran >250MB. Kemudian, saya mencoba untuk melihat, bagaimanakah isi dari database tesebut, saya buka dengan notepad butuh waktu sekitar 10 menit. Dari hasil konversi tersebut, tidak serapi dan sebagus software Advanced XML Converter, sehingga seandainya database tersebut dimasukkan kedalam NDBCULSTER, saya masih bingung, mau memasukkan engine di sebelah mananya.

Sebelumnya, saya sudah mencoba OpenOffice 3.0 Beta, yang katanya sudah mendukung XML, saya coba untuk memasukkan dan membaca database dengan dua cara, yang pertama dari Open Existing database dan yang kedua dari import database. Akan tetapi, keduanya sama – sama mengecewakan. Karena, dari hasil yang pertama, maupun yang kedua, selain membutuhkan memori yang sangat besar, >500Mega, juga secara tiba – tiba di tengah jalan sewaktu proses import database telah berjalan sekitar 70% – 75%, secara tiba – tiba, OpenOffice keluar dengan sendirinya, seperti mengalami crash atau apalah yang seperti itu. Hal ini berbeda dengan menggunakan Access 2007, saya masih mampu untuk melakukan konversi dan memainkan game Warcraft DoTA. Karena, saya lihat, resource memori yang digunakan tidak sampai 50Mega.

Oleh karena hal tersebutlah, saya terdorong untuk dapat mencoba lebih banyak dan lebih baik lagi software yang berlisensi GPL agar tidak mengalami ketergantungan dengan Software Proprietary seperti milik Microsoft. Sekarang masih enak, ada MCA di ITS, tapi nantinya?. Malu donk, masa sebagai mahasiswa masih tergantung dengan software proprietary, bagaimana nanti ketika kita sudah lulus dan bekerja? Bisa – bisa lebih mahal softwarenya daripada komputernya. Sebenarnya masih banyak software yang masih beredar di Repo Linux yang membahas masalah konversi ini, karena keterbatasan waktu dan tenaga, saya hanya melampirkan yang telah saya uji secara langsung.

Tidak terasa sudah banyak halaman untuk menulis laporan iseng seperti ini, sehingga, nantinya ketika ada yang mencoba untuk mengonversi dari XML ke MySQL atau MsSQL tinggal membaca rujukan dariku dan mencari sendiri sisa program yang lainnya.

Tentunya, laporan ini tidak terlepas dari berbagai kealpaan dan kesalahan yang tersurat maupun yang tersirat. Rasa terima kasih, kami ucapkan yang sebesar – besarnya kepada :

  1. Allah SWT (yang telah meridhoi sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan sebelum waktunya)

  2. Komputerku (yang rela berlari dan ngos – ngosan selama hampir 12 jam)

  3. Triyanto (yang telah merelakan laptopnya tak jadikan bahan ujicoba)

  4. Komputer Lunar dan Komputer Zul (yang menemani dengan setia saat mencari bahan dan materi konversi XML ke MySQL)

  5. Mas Saiful (yang telah menyarankan untuk mencoba di repo dan sourceforge.net)

  6. Indra (yang telah membantu untuk mencarikan ‘bypass’nya Advanced XML Converter)

  7. Alfiyan (yang telah membantu mencoba Advanced XML Converter)

  8. Peminjaman fasilitas Lab selama melakukan proses pencarian informasi

  9. XNUXER (yang memberi informasi software xml2sql, meski awalnya disarankan untuk mendevelop sendiri)

  10. Mas Rizal (yang menemani chatting saat bosan dan menunggu selama proses pencarian)

  11. dan segala pihak yang telah membantu terlaksananya proses konversi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.

Posting ini dapat dilihat juga di http://blog.its.ac.id/masgandhul

Posted by: gin | November 14, 2008

Segera migrasi ke OSS

Dari blog tetangga:

Beberapa waktu lalu, ramai diadakan razia yang dilakukan oleh berbagai Vendor Software yang ada di Indonesia. Hal ini karena mengacu kepada pernyataan dari Microsoft bahwa Indonesia menjadi Negara dengan tingkat pembajakan paling tinggi di dunia (Lihat Arsip Milis APWKomitel).Karena itu, para konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan, yaitu :

  1. Melakukan Legalisasi Sistem Operasi yang mereka miliki.
  2. Melakukan Migrasi Sistem Operasi yang berlisensi GPL
  3. Kejar – kejaran dengan pihak berwajib karena Sistem Operasi yang dimiliki tidak Legal
  4. Melakukan Legalisasi Sistem operasi sekaligus mencari alternatif pilihan Sistem Operasi yang Berlisensi GPL
  5. Berhenti menggunakan Komputer

Dari sekian banyak produk sistem operasi yang berlisensi GPL, salah satu yang sedang booming di indonesia dan di dunia adalah LINUX.

Ada banyak sekali aplikasi perkantoran di Linux dan anda tidak usah terlalu khawatir misal takut dokumen anda tidak bisa diinstal di Linux. Tulisan ini mencoba melihat dari kasus di pekantoran secara umum berdasarkan pengalaman. Saya mau migrasi dari piranti lunak dikantor saya (yang bajakan tentunya.. :-)) ke Linux/OpenSource. Apa yang sebaiknya perlu saya lakukan?

  • Identifikasi kebutuhan

Analisa aplikasi apa saja yang sering anda pergunakan, hardware yg ada, waktu yang diperlukan u, dokumen yg harus di kenali, dan banyak lagi.

  • Migrasi

Untuk melakukan migrasi, perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain biaya penguasaan software terhadap cost perusahaan per tahunnya. Karena dengan menggunakan Linux, kita harus belajar dari awal dalam hal pengoperasian setiap hari.

  • Training

Kesiapan staf EDP menjadi salah satu bagian terpenting selama proses migrasi. Mereka harus diberikan training yang cukup tentang Linux, konsep, aplikasinya seperti apa, padanan aplikasi windows dan Linux, desktopnya. Klu perlu jelaskan hal2 remeh seperti bagaimana menyimpan file, membuat user, membuka dokumen, dll.

  • Daftar aplikasi

Untuk daftar lengkap aplikasi apa saja yang ingin dicari atau digunakan, dapat menuju ke alamat website http://www.linux.org/apps/

Multa Fidrus ,  The Jakarta Post ,  Tangerang   |  Sun, 05/25/2008 12:01 PM  |  Discover

Vici Riyani and Adrienne Trinovia Sulistyo, second-year and third-year students at Santa Laurensia senior high school in Tangerang, have found a waste treatment solution for styrofoam.

Through a series of simple research and experiments they conducted at the school’s science lab, the two students proved that orange peel extract could be used to dissolve styrofoam.

The young scientists’ discovery even brought recognition to the country when they won a silver medal at the 2nd International Environmental Project Olympiad (INEPO Euroasia) held from April 1-6 in Baku, Azerbaijan, beating out 35 other entries.

The students’ entry was titledWaste Treatment Using a Chemical Sulfonation*Process and Traditional Treatment with Crude Extract From Sunkist Orange Peel”.

“Our experiment started from a concern, because we realize that styrofoam cannot be recycled and if such non-organic waste is ignored, it will contribute to environmental damage,” Riyani told The Jakarta Post during an interview at her school Thursday.

She added that the use of styrofoam containers for packaging fruits, vegetables and prepared foods sold at supermarkets had become more and more commonplace.

Riyani said orange peel extract contains d-limonene, which can be converted into a polymer flocculant and used to break down styrofoam into water. The environmentally friendly process requires no complicated equipment or chemicals.

“This method is very simple and it can be done by everyone,” she said.

As part of their research, Riyani and Adrienne observed that restaurants in Jakarta and Yogyakarta could each produce at least 120 cubic meters of styrofoam food containers.

“The problem is that after use, the styrofoam is thrown away at a dumpsite. The mounds of styrofoam waste has become a serious problem because it cannot be recycled; nor can it be decomposed by microorganisms in the soil or air,” she said.

Adrienne noted that the old treatment method for styrofoam waste was to burn it in an incinerator, but this produced the greenhouse gas carbon dioxide. This also produced carbon monoxide, which is harmful to the human respiratory system.

“So far, there have been no safe and effective way to overcome the piles of styrofoam waste,” she added.

Under the guidance of their science teachers at Laurensia, Riyani and Adrienne referred to books, the Internet and experiments to come up with their own trials.

Their initial experiment showed that orange peels could break down styrofoam because it contains d-limonene, which is found in the peel of all citruses and is frequently used in cleaning fluids.

“D-limonene has proven to be effective in dissolving grease, but using it to dissolve polystyrene-based waste has never been introduced,” said Adrienne.

During their trial experiement, Riyani and Adrienne liquefied orange peels in a blender and then distilled the liquid to collect an extract. They then soaked styrofoam cut into small pieces in the orange peel extract, and stirred the mixture until the styrofoam melted away.

The resulting liquid of orange peel extract and dissolved styrofoam is safe to dispose, because it can be decomposed by microorganisms in the air and soil.

“It’s easy to obtain orange peels, which is also garbage. So we treat waste with waste,” said Adrienne. The two students also invented another way to destroy styrofoam through a chemical process called sulfonation.

Cut-up styrofoam is mixed with chloroform and sulfuric acid and left for two hours at 45 degrees Celsius, which turns the mixture into a liquid form of sodium polystyrene sulfonate (PSSNa). After a separation and neutralization process using sodium hydroxide (NaOH), the liquid is dried to produce polymer powder.

While this treatment method is more complicated, it produces additional benefits.

“The polymer powder can be used as a super-plastifier in the cement industry and as a polymer in water purification,” Adrienne said.

With such inexpensive and efficient solutions, the country, its businesses and its people now have no reason to keep contributing to environmental destruction by throwing out styrofoam waste.

Posted by: gin | May 29, 2008

TOKI brings home three medals

TOKI brings home three medals

The Jakarta Post , Jakarta | Sun, 05/25/2008 12:01 PM | Discover

Members of the Indonesian team that competed in the 2008 Asia Pacific Informatics Olympiad (APIO) have won one gold medal and two bronze medals at the prestigious competition.

Their achievement has boosted the confidence of the team, which is now gearing up for the August 2008 International Olympiad in Informatics (IOI) in Cairo, Egypt. Irvan Jahja, a student at St. Aloysius senior high school in Bandung, West Java, won the gold medal while Reinadus Surya Pradhitya of Jakarta’s Kanisius high school and Listiarso Wastuargo of SMAN 3 Yogyakarta each won a bronze medal. Irvan scored a perfect 300 points for answering all three questions correctly. His success in bringing home the gold was also significant, as it meant the Indonesian team was able to prevent the complete domination of the Chinese team, which collected seven golds. It is also Indonesia’s first informatics Olympiad gold medal. “This year’s achievement shows an improvement from our performance in the first APIO last year, when the Indonesian team got only one bronze medal,” said Fauzan Joko of the official Informatics Olympiad Indonesian Team (TOKI). TOKI consists of nine high school students who are selected to prepare specifically for the annual series of international informatics Olympiads. It is fully supported by the National Education Ministry, particularly by the Directorate-General of Primary and Secondary Education. The APIO is an online programming contest open to Asia-Pacific high school students. All students work on and solve three competition problems under the guidance of supervisors in their own countries. Their work is then sent electronically to the country hosting that year’s contest. Thailand was the host of the APIO 2008 while the host country of the inaugural APIO last year was Australia. The 2nd APIO saw the participation of students from 13 countries and one special administrative region: Australia, Bangladesh, China, Taiwan, India, Indonesia, Japan, Korea, New Zealand, the Philippines, Singapore, Sri Lanka, Thailand and Macau SAR. Indonesia took part in its first informatics Olympiad in 1995, when it was held in Eindhoven, the Netherlands. To date, TOKI has claimed one gold medal, eight silver medals and 12 bronze medals. These days, TOKI members can be spotted at the University of Indonesia’s Depok campus, where they are training in preparation for the IOI 2008.

The first IOI was held in Bulgaria in 1989. Indonesia competed in the IOI for the first time in 1995 and came home with a silver medal.

Categories